Di suatu Sabtu (12/6) sore yang cerah aku melihat seorang anak kecil membawa beberapa buah yang tersusun rapi di atas sebuah nampan yang dijunjung di kepalanya. Ternyata ia adalah seorang pedagang buah keliling yang selalu menjajakan buahnya di sekitar kawasan rumahku. Ia bernama Wayan Belog. Ia berasal dari salah satu kecamatan di Kabupaten Karangasem, Bali.
Nasibnya tak seberuntung nasibku yang masih dapat bersekolah. Ia tidak dapat bersekolah lagi karena orang tuanya menyuruhnya bekerja di Denpasar sebagai pedagang buah keliling. Ia tinggal di sebuah kos-kosan yang berada di tengah-tengah sawah di perkotaan tepatnya di kawasan Jalan Raya Kapal. Kira-kira tiga puluh menit dari terminal Ubung, Denpasar. Read the rest of this entry »